Istilah “overhire” merujuk pada situasi di mana sebuah perusahaan atau organisasi melakukan perekrutan atau penambahan pekerja lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan. Tindakan overhire bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti antisipasi tingginya angka absensi karyawan, kebutuhan proyek sementara, atau alasan lain yang membuat perusahaan merasa perlu untuk memiliki lebih banyak karyawan daripada yang dibutuhkan dalam jangka panjang.
Overhire juga seringkali dilakukan untuk mengatasi situasi darurat atau kebutuhan sementara, dan kemudian pekerjaan ekstra tersebut mungkin akan dihapus atau dikurangi seiring berjalannya waktu. Overhire dapat memiliki beberapa konsekuensi, termasuk biaya tambahan untuk perusahaan dan potensi ketidakstabilan dalam hubungan kerja jika pekerjaan tambahan tersebut harus dihapus.
Apa yang menyebabkan perusahaan melakukan overhire?
Ada beberapa penyebab umum overhire dalam konteks perekrutan dan pengelolaan tenaga kerja. Beberapa di antaranya mencakup:
- Kebijakan perusahaan: Beberapa perusahaan mungkin memiliki kebijakan untuk selalu menjaga stok tenaga kerja yang lebih besar daripada yang sebenarnya dibutuhkan untuk memastikan bahwa mereka tidak pernah kekurangan pekerja.
- Pertumbuhan bisnis yang cepat: Perusahaan yang sedang tumbuh pesat mungkin cenderung melakukan overhire untuk mengantisipasi kebutuhan masa depan dan memastikan bahwa mereka memiliki cukup karyawan yang tersedia saat bisnis mereka berkembang.
- Proyek-proyek besar: Proyek-proyek besar yang memerlukan jumlah pekerjaan yang signifikan dalam waktu yang terbatas seringkali memicu overhire untuk memenuhi tenggat waktu.
- Tingginya tingkat absensi: Jika perusahaan sering menghadapi masalah dengan absensi karyawan (misalnya, karyawan sering sakit atau sering mengambil cuti), mereka mungkin cenderung melakukan overhire untuk mengatasi masalah ini.
Mengapa overhire berbahaya bagi perusahaan?
- Biaya Tambahan: Overhire dapat mengakibatkan biaya tambahan bagi perusahaan, termasuk gaji, manfaat karyawan, pelatihan, dan peralatan tambahan. Ini dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
- Waktu dan Sumber Daya Terbuang: Proses perekrutan, pelatihan, dan pengelolaan karyawan tambahan memerlukan waktu dan sumber daya. Overhire berarti menggunakan sumber daya ini untuk posisi yang sebenarnya tidak diperlukan dalam jangka panjang.
- Ketidakstabilan Manajemen: Overhire dapat mengakibatkan kesulitan dalam manajemen tenaga kerja, terutama jika perusahaan tidak memiliki rencana jelas untuk pengurangan tenaga kerja ketika situasi membaik.
- Ketidakpuasan Karyawan: Karyawan tambahan mungkin merasa tidak produktif atau tidak dihargai jika mereka tidak memiliki cukup pekerjaan. Hal ini dapat mengakibatkan stres dan ketidakpuasan yang pada gilirannya memengaruhi produktivitas dan retensi karyawan.
Bulan Februari lalu, CEO Zoom, Eric Yuan mengumumkan langkah PHK Zoom yang berdampak pada 15% pegawai atau sekitar 1300 orang. Salah satu penyebab yang melatarbelakangi langkah tersebut adalah Overhire dalam perusahaan Zoom yang dilakukan di saat masa pandemi. Selain itu, Yuan pun meninformasikan pemotongan gajinya sebesar 98% sebagai bentuk dari tanggungjawabnya sebagai CEO.
Jika perusahaan mengalami dampak overhire dan ingin bangkit dari situasi tersebut, berikut beberapa tips yang dapat membantu:
- Evaluasi Kebijakan Rekrutmen: Periksa kebijakan rekrutmen untuk memastikan bahwa perusahaan hanya merekrut pekerja sesuai dengan kebutuhan sebenarnya.
- Pengurangan Tenaga Kerja yang Bijak: Jika diperlukan, pertimbangkan pengurangan tenaga kerja dengan bijak dan mengikuti hukum yang berlaku. Pastikan untuk memberikan kompensasi dan dukungan yang adil kepada karyawan yang terkena dampak.
- Perencanaan Strategis: Buat perencanaan strategis untuk jangka panjang yang mempertimbangkan kebutuhan tenaga kerja. Tahap ini harus melibatkan analisis risiko dan potensi fluktuasi dalam permintaan tenaga kerja.
- Belajar dari Pengalaman: Ambil pelajaran dari pengalaman overhire dan gunakan wawasan ini untuk perbaikan ke depan, termasuk mengevaluasi kebijakan rekrutmen dan pengelolaan tenaga kerja.
- Kendalikan Biaya: Selalu berfokus pada pengendalian biaya dengan hati-hati. Selidiki cara untuk mengurangi biaya yang tidak perlu dan mengoptimalkan alokasi sumber daya.
Dalam situasi overhire, fleksibilitas dan komunikasi yang baik sangatlah penting. Pemahaman situasi serta kemauan untuk beradaptasi dan mengambil tindakan yang diperlukan akan membantu perusahaan untuk bangkit dari dampak overhire dengan lebih baik.